Sehati Sepikir dalam Satu Kasih

SEHATI SEPIKIR DALAM SATU KASIH

Filipi 2:1-4

 

Oleh: Pnt. Drs. Beltasar Pakpahan

 

1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,

2  karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,

3  dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

4  dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

(Filipi 2:1-4)

 

PENDAHULUAN

Setiap kita merupakan bagian dari komunitas yang memiliki identitas tertentu, entah itu keluarga, organisasi sosial atau masyarakat. Setiap komunitas pastilah memiliki kekuatan atau keunikan yang menjadi pengikat di dalamnya. Kekuatan komunitas orang-orang percaya terletak pada kesatuan hati, pikiran, kasih, jiwa dan tujuan di antara para anggotanya. Jika kesatuan seperti itu tidak dimiliki, maka kesatuan orang-orang percaya terancam bahaya. Sebab kesatuan berdasarkan kepentingan sama, interes sama, atau hobi sama hanyalah kesatuan berdasarkan kesamaan dorongan ego masing-masing orang.

Paulus mengaitkan kesatuan komunitas orang-orang percaya dengan kesempurnaan sukacita. Inilah sukacita sempurna seorang hamba Tuhan, yang afeksi dan emosi terdalamnya serasi dengan rancangan dan kehendak Tuhan. Betapa sempurnanya sukacita seorang hamba Tuhan, seperti Rasul Paulus, demi melihat saudara-saudara seiman hidup dalam kesatuan kasih, jiwa dan tujuan.

 

SUKACITA YANG SEMPURNA

Kesempurnaan sukacita di dalam komunitas orang-orang percaya tercapai apabila mereka sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan (ay. 2). Kita menjadi sehati sepikir ketika kita berada dalam satu kasih. Dalam satu kasih berarti sebagaimana kasih wajib kita tunjukkan kepada orang lain, maka demikian pula mereka terikat untuk menunjukkannya kepada kita. Kasih Kristen harus berupa kasih yang timbal-balik, dalam artian kasihilah dan engkau akan dikasihi.

Satu jiwa, satu tujuan artinya tidak berselisih, tidak bertentangan dan tidak mengejar kepentingannya sendiri-sendiri, tetapi bersama-sama sepakat di dalam perkara-perkara besar yang dari Allah, serta menjaga persatuan Roh di dalam perbedaan-perbedaan yang lain. Inilah sarana yang luar biasa untuk memelihara dan membangun tubuh Kristus.

 

ALASAN UNTUK SEHATI SEPIKIR

Rasul Paulus menyebutkan alasan-alasan mengapa komunitas Kristen itu perlu sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. Alasan yang pertama adalah karena di dalam Kristus ada nasihat (penghiburan – KJV dan Bibel Bhs. Batak Toba). Jika kita tidak memperoleh penghiburan di dalam Kristus, di mana lagi kita bisa mengharapkan atau mendapatkannya? Barangsiapa memiliki bagian di dalam Kristus, ia juga memiliki penghiburan di dalam Dia. Oleh sebab itulah orang-orang Kristen harus saling mengasihi.

Alasan kedua adalah karena di dalam Kristus ada penghiburan kasih. Dalam hal ini, Paulus mau mengatakan bahwa jika ada penghiburan di dalam kasih Kristus, di dalam kasih Allah kepadamu, di dalam kasihmu kepada Allah, atau di dalam kasih saudara-saudaramu kepada kamu, maka dengan mempertimbangkan semua ini, hendaklah kamu sehati sepikir.

Kemudian alasan ketiga adalah karena di dalam Kristus ada persekutuan Roh. Jikalau memang ada persekutuan dengan Allah dan Kristus melalui Roh, persekutuan orang-orang kudus karena dihidupkan dan digerakkan oleh satu Roh yang sama, maka pastilah orang-orang percaya sehati sepikir. Sebab kasih Kristen dan sikap sehati sepikir akan memelihara persekutuan kita dengan Allah dan dengan sesama.

Selanjutnya alasan keempat adalah karena kasih mesra dan belas kasihan juga ada di dalam Kristus. Yang mau dikatakan Paulus dalam hal ini adalah bahwa jika kamu mengharapkan manfaat dari belas kasihan Allah kepada dirimu sendiri, maka kamu harus menunjukkan belas kasihan satu sama lain. Apabila memang ada belas kasihan di antara pengikut-pengikut Kristus dan jika semua orang yang dikuduskan cenderung memiliki rasa iba yang kudus, maka semua itu cukup untuk menjinakkan hati yang paling buas serta melembutkan hati yang paling keras.

 

CARA MEWUJUDKAN SEHATI SEPIKIR

Rasul Paulus mengemukakan tiga cara untuk mewujudkan sehati sepikir dalam komunitas orang-orang percaya. Cara yang pertama adalah jangan hanya memperhatikan kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia (ay. 3). Jika kita melakukan segala sesuatu dengan menentang saudara-saudara kita, maka ini sama dengan melakukannya sambil mengutamakan kepentingan sendiri. Dan apabila kita melakukan itu sambil pamer, maka ini berarti kita melakukannya sambil mencari pujian yang sia-sia. Kedua hal ini merusak kasih Kristen dan menyalakan ketegangan yang tidak kristiani. Kristus datang untuk merendahkan hati kita, karena itu jangan sampai ada roh kesombongan di antara kita.

Cara kedua adalah kita harus dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama daripada diri kita sendiri (ay. 3). Ini terwujud apabila kita cepat dalam mengenali kekurangan dan kesalahan kita sendiri, tetapi sigap untuk mengabaikan dan memaklumi kekurangan orang lain. Kita harus menganggap kebaikan yang ada pada diri orang lain melebihi kebaikan yang ada pada diri kita sendiri. Karena kitalah yang paling mengetahui bahwa diri kita tidak layak dan tidak sempurna.

Kemudian cara ketiga adalah kita harus menaruh perhatian pada kepentingan orang lain (ay. 4), bukan dengan rasa ingin tahu dan mau menghakimi, atau seperti orang yang suka mencampuri urusan orang lain, melainkan dengan kasih dan bela rasa kristiani. Kita tidak boleh hanya mempedulikan nama baik, kenyamanan, dan keamanan kita sendiri, tetapi juga harus peduli akan hal-hal tersebut pada diri orang lain. Kita juga harus bersukacita akan keberhasilan orang lain dengan tulus, sama seperti keberhasilan kita sendiri. Kita harus mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri sendiri, dan menjadikan masalah mereka seperti masalah kita sendiri.

 

REFLEKSI

Banyak nasihat Firman Tuhan tidak mudah atau sulit kita praktekkan. Mengapa? Salah satu alasannya adalah karena nasihat-nasihat itu bertentangan dengan dorongan kodrati kita manusia yang condong ke arah dosa. Tetapi kita orang-orang percaya haruslah berbeda, seperti yang diinginkan Rasul Paulus dalam nas ini, dari orang-orang yang tidak percaya yang hanya mementingkan diri sendiri dan suka mencari pujian yang sia-sia. Di dalam Kristus, egoisme maupun individualisme tidak mendapat tempat. Sebaliknya, di dalam Kristus, kita para pengikut-Nya hendaklah rela untuk saling menasehati, menghiburkan, bersekutu dalam Roh, mengobarkan kasih mesra dan belas kasihan. Hidup Kristus berkuasa untuk mengubah kita yang beriman kepada-Nya untuk menolak pementingan diri sendiri demi untuk menyukakan hati Allah dengan sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan.

Comments

Popular posts from this blog

Bersukacita dalam Penderitaan

Jadilah Cerminan Kasih Tuhan