Berbagai Respon Terhadap Natal
BERBAGAI RESPON TERHADAP NATAL
Kelahiran Yesus sebagai
perwujudan dari Allah menjadi manusia (Yoh. 1:1,14) merupakan peristiwa
terbesar dalam sejarah manusia. Akan tetapi, manusia menunjukkan respon yang berbeda-beda
terhadap kelahiran Yesus pada Natal yang pertama. Dari Injil Yohanes 1:11-12, “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi
orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak
menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya
dalam nama-Nya”, kita tahu bahwa ada dua respon utama terhadap Natal, yaitu
‘tidak menerima’ dan ‘menerima’ kelahiran Yesus. Namun demikian, selain kedua
respon ini juga ada respon yang ketiga, yaitu respon apatis atau acuh tak acuh.
Dari Injil Matius 2:1-15 dan Lukas 2:15-17 dapat kita ketahui dengan jelas
bagaimana gambaran berbagai respon orang-orang terhadap kelahiran Yesus pada
Natal yang pertama.
RESPON PERTAMA:
MENERIMA/MENYAMBUT DENGAN SUKACITA
Respon yang pertama ini diperlihatkan oleh para gembala
yang sedang menjaga kawanan domba mereka pada malam kelahiran Kristus. Malam
itu Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada mereka dan berkata, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat,
yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan
menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan”
(Luk. 2:11-12).
Para gembala itu tidak menyia-nyiakan waktu. Mereka langsung
“…cepat-cepat berangkat…” (Luk. 2:16)
menjumpai Yesus. Dengan penuh sukacita mereka datang kepada bayi Yesus malam
itu juga. Setelah mereka menjumpai bayi Yesus, respon mereka selanjutnya adalah
memuji dan memuliakan Allah atas segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat
dengan mata kepala mereka sendiri malam itu (Luk. 2:20).
Respon menerima dengan sukacita juga tampak pada
orang-orang Majus. Dalam Injil Matius 2:1-2 dicatat, “Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja
Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan
bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?
Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia”.
Orang-orang Majus ini rela mengorbankan waktu, materi dan tenaga mereka, bahkan
nyawa mereka pertahuhkan demi dapat menjumpai Sang Raja yang baru lahir itu. Belum
lagi risiko yang mereka hadapi sepanjang perjalanan. Tetapi semua itu tidak
mereka hiraukan, karena sukacita yang meluap di hati mereka dan kerinduan untuk
berjumpa dengan Sang Juruselamat.
Tidak seperti para gembala yang langsung menjumpai Yesus
yang baru lahir malam itu, orang-orang Majus ini, dengan alat transportasi yang
sangat sederhana dan jarak tempuh yang sangat jauh, menghabiskan waktu hingga
berbulan-bulan untuk berjumpa dengan Raja yang baru lahir itu. Ini kita ketahui
dari apa yang dicatat dalam Matius 2:11, “Maka
masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu…”. Yesus yang mereka jumpai bukan lagi seorang Bayi
yang baru lahir, melainkan sudah dinyatakan sebagai Anak. Sebagai wujud
sukacita mereka, orang-orang Majus ini menyerahkan persembahan mereka, yaitu
emas, kemenyan dan mur (Mat. 2:11).
Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga menyambut Natal
ini dengan sukacita seperti para gembala? Persembahan apa yang kita bawa
sebagai wujud sukacita kita kepada Tuhan di hari kelahiran-Nya ini sebagaimana
orang-orang Majus membawa persembahan mereka kepada Yesus? Mari di hari Natal
ini dengan sukacita kita persembahkan tubuh kita sebagai persembahan “yang hidup, yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah” (Roma 12:1).
RESPON KEDUA: APATIS/ACUH TAK
ACUH
Respon yang kedua dalam menyambut Natal adalah respon
apatis atau acuh tak acuh. Ini merupakan respon tanpa sukacita alias
biasa-biasa saja. Respon apatis ini dipertontonkan oleh para pemimpin agama
Yahudi. Sebagaimana dicatat dalam Injil Matius 2:2-6, para pemimpin agama
Yahudi, yaitu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, tahu betul di mana
sebenarnya Mesias akan dilahirkan, tetapi tidak mau bersusah payah untuk
mencarinya.
Para
pembelajar Kitab Suci ini mengetahui dengan pasti di mana Kristus akan lahir
sesuai dengan kutipan Mika 5:2 yang mereka rujuk. Mereka mengetahui dan bahkan
bisa menghafal Kitab Suci, namun tidak memiliki iman untuk pergi bersama-sama
dengan orang-orang Majus menemui Yesus yang baru lahir itu. Jaraknya hanya sekitar
dua puluhan menit berjalan kaki dari Yerusalem, namun mereka tidak mau datang
kepada Yesus. Mereka ini sama sekali tidak menaruh perhatian pada Kristus.
Dengan kata lain, para pemimpin agama ini merespon kelahiran Kristus dengan
sikap apatis atau biasa-biasa saja.
Adakah di antara kita yang juga memiliki sikap yang sama
dengan para pemimpin agama ini? Orang seperti ini sebetulnya tahu tentang
natal, paham mengapa ada natal dan mengerti untuk apa ada natal. Tetapi hanya
sebatas itu. Tidak ada respon yang sungguh-sungguh terhadap natal, bahkan
cenderung menganggapnya biasa-biasa saja. Mungkin yang ada dalam pikirannya
adalah bahwa natal adalah peristiwa tahunan yang biasa ada setiap bulan
Desember. Kalau ada di antara kita yang mungkin merespon natal seperti ini,
mari segera ubah pemikiran kita. Sambutlah natal dengan penuh sukacita.
RESPON KETIGA: TIDAK MENERIMA
Respon orang-orang yang tidak menerima kelahiran Yesus
memperlihatkan sikap mulai dari merasa terganggu, menolak hingga melawan
disertai niat jahat untuk membinasakan Raja yang baru lahir itu.
Orang-orang Yerusalem: Terganggu
Alkitab mencatat bahwa “Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh
Yerusalem” (Mat. 2:3). Penduduk Yerusalem terganggu ketika mereka mendengar
tentang kelahiran Yesus. Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai “terkejutlah” ini berarti “meresahkan,
mengganggu, menggelisahkan, mengacaukan, menakutkan” (Strong #5015). Mengapa
kabar tentang kelahiran Yesus meresahkan, mengganggu dan menggelisahkan mereka?
Ini jelas terkait dengan pertanyaan orang Majus tentang “raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu” (Mat. 2:2). Apabila ada
raja lain selain dari raja yang memerintah saat itu, yaitu raja Herodes,
pastilah terjadi konflik kepentingan dan kekuasaan. Bila itu terjadi tentulah
kehidupan mereka sebagai rakyat atau penduduk sangat terganggu. Pemikiran
seperti itulah yang meresahkan, mengganggu, menggelisahkan dan menakutkan mereka.
Kita tidak jarang mendengar atau melihat para orangtua yang
menjadi begitu marah kepada anak-anak mereka yang menjadi orang-orang Kristen.
Tidak hanya sampai di situ, para orangtua yang non-Kristen tersebut bahkan
mengusir dan memutuskan hubungan dengan anak-anak mereka yang menjadi
orang-orang percaya. Jika kita memiliki kepercayaan dan iman yang kuat di dalam
Yesus, itu akan membuat banyak orang hari ini menjadi sangat terganggu.
Pemilik Penginapan: Menolak
Respon menolak ditunjukkan oleh pemilik penginapan yang
ada di Betlehem. Kita tidak tahu namanya karena tidak dicatat dalam Alkitab.
Kita hanya diberitahu bahwa Maria membaringkan bayi Yesus “di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah
penginapan” (Luk. 2:7). Palungan adalah tempat makan binatang. Tradisi kuno
mengatakan bahwa bayi Yesus dilahirkan di sebuah gua di mana sapi dan keledai serta
kuda dikandangkan di sana.
Kita tidak tahu banyak tentang pemilik penginapan ini,
kecuali bahwa ia menolak Yusuf dan Maria menginap di tempat penginapan
miliknya. Mungkin saja penginapan itu penuh karena begitu banyak orang yang
datang ke Betlehem untuk mendaftarkan diri guna mengikuti sensus. Namun sungguh
tidak ada kepedulian sedikitpun dari pemilik tempat penginapan ini terhadap
Maria yang sedang hamil tua karena sudah tiba harinya untuk melahirkan. Kalau
memang pemilik penginapan ini peduli dengan sesama, ia pasti bisa memberikan
ruangan kecil untuk wanita yang akan melahirkan. Dr. Gill berkata, “Seandainya
mereka adalah orang kaya… mereka akan dihormati, dan pasti ada kamar bagi
mereka… ini benar-benar tidak ada perikemanusiaan dengan mengusir mereka ke
kandang ternak, ketika kasusnya seperti itu” (John Gill, D.D., An
Exposition of the New Testament, The Baptist Standard Bearer, 1989
reprint, volume I, hal. 520, catatan dari Lukas 2:7).
Sama seperti pemilik penginapan yang tidak memiliki
“kepedulian” terhadap sesama ini, tidak sedikit orang sekarang ini yang tidak
memiliki ruang dalam hidupnya bagi Yesus. Pekerjaan mereka, karir mereka,
kesuksesan mereka, kemakmuran pribadi mereka, nampak begitu penting bagi mereka
sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk Yesus dan gereja.
Raja Herodes: Antagonis/Melawan
Respon antagonis atau jahat diperlihatkan oleh raja
Herodes terhadap kelahiran Yesus. Sikap dan tindakan yang Herodes lakukan
menanggapi berita yang dibawa orang-orang Majus tentang kelahiran Yesus
tergambar dengan jelas dalam Matius 2:16, “Ketika
Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat
marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu
anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan
waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu”.
Hati Herodes penuh dengan kebencian yang teramat sangat
kepada Yesus sampai-sampai ia membantai banyak anak kecil di Betlehem dengan
harapan dapat membunuh Yesus. Namun dapatkah Herodes membunuh Yesus? Tidak.
Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya,
larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena
Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia” (Mat. 2:13).
Hingga saat ini banyak orang yang tidak suka dengan Yesus
sehingga setiap kali mereka mendengar tentang Yesus, timbullah kebencian di
dalam hati mereka. Begitu juga tentang natal, mereka sangat tidak suka sehingga
dengan berbagai cara mereka mencoba untuk membuat suasana natal menjadi tidak
dapat berjalan dengan baik. Cara-cara kekerasan bahkan tidak segan-segan mereka
lakukan untuk menebarkan ketakutan di saat natal. Mereka seperti Herodes yang
berusaha untuk melenyapkan Yesus. Namun Yesus tidak pernah dapat dibunuh atau
dilenyapkan oleh siapapun. Yesus bahkan tetap hidup hingga sampai saat ini.
SELAMAT HARI NATAL!
Ditulis oleh: Pnt. Drs. Beltasar Pakpahan,
GKPI Padang Bulan - Medan
REFERENSI
https://www.rlhymersjr.com/Online_Sermons_Indonesian/2010/121910AM_ResponsesFirstChristmas.html
https://drijie1.kokris.com/3-sikap-orang-menyambut-natal/
https://paragram.id/berita/sikap-dan-persiapan-hati-menyambut-natal-harus-gimana-ya-12183
https://www.hetanews.com/article/39767/sikap-dalam-menyambut-natal-matius-2-1-12
Comments
Post a Comment