Ucapan Syukur dan Bahagia Yesus

UCAPAN SYUKUR DAN BAHAGIA YESUS

(Lukas 10:21-24)

 

Oleh: Pnt. Drs. Beltasar Pakpahan

 

21  Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.

22  Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.”

23  Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.

24  Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”

 

Pengantar

Pada zaman yang begitu berat dan jahat sekarang ini rasanya semakin sulit bagi kita untuk dapat bersyukur bahkan berbahagia. Hidup dari hari ke hari terasa semakin berat, semakin susah, semakin sulit bahkan sepertinya tidak ada harapan untuk masa depan. Yang patut disedihkan lagi, saat ini banyak orang bingung akan apa yang harus disyukuri dalam hidup ini. Bahkan tidak sedikit dari antara mereka yang sudah patah semangat atau putus asa memilih jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya.

Dalam setiap detak langkah hidup kita sesungguhnya ada banyak hal yang dapat kita syukuri. Kita dapat bersyukur atas kesehatan, kesembuhan dari penyakit, rejeki yang boleh kita terima, bersyukur atas orang-orang yang diizinkan Tuhan hadir dalam hidup kita serta berbagai hal lainnya. Mengucap syukur atas segala yang terjadi inilah yang Yesus ajarkan kepada kita. Sebab ketika semakin banyak orang yang berbahagia, sembuh dari sakit, memiliki semangat hidup serta pengharapan akan masa depan yang lebih baik dan cerah, Yesus bersyukur atas semuanya. Dan yang paling utama Yesus syukuri adalah bahwa Kerajaan Allah sungguh-sungguh hadir dan nyata di dunia ini sehingga setan semakin tidak mendapat tempat.

Dalam nas ini Yesus bersyukur bukan karena memiliki murid-murid yang bijak dan pandai tetapi karena Yesus memiliki murid-murid dari orang-orang kecil dan sederhana. Di dalam kesederhanaannya, mereka hanya mengandalkan Tuhan, sehingga mereka berhasil dalam perutusannya. Para murid ini tidak dipilih Yesus dari antara orang-orang bijak dan pandai tetapi orang-orang kecil, antara lain nelayan, pemungut cukai, serta orang-orang berdosa yang menurut mata dunia tidak layak. Mengapa? Orang bijak dan pandai biasanya sudah penuh dengan pemikiran-pemikiran mereka sendiri, merasa lebih tahu segalanya, dan terlalu banyak pertimbangan. Sebaliknya, orang-orang kecil adalah orang-orang sederhana yang percaya pada penyelenggaraan Ilahi dan memasrahkan seluruh hidup dan pekerjaannya pada Tuhan. Bagi orang-orang sederhana seperti ini, Tuhan memberkati mereka dengan rahmat yang melimpah hingga pada akhirnya merekalah yang mampu melihat, mengenal dan memahami Yesus beserta semua kehendak-Nya.


Ucapan Syukur Yesus

Nas ini menceritakan tentang ucapan syukur dan bahagia Yesus dalam Roh Kudus kepada Allah Bapa, saat ketujuh puluh murid-Nya kembali dari perutusan yang Ia berikan (Luk. 10:17-20). Yesus bersyukur karena segala hal besar yang dilihat, dialami dan dirasakan oleh para murid tidak terjadi kepada orang-orang bijak dan pandai, namun kepada mereka yang adalah orang-orang lemah dan kecil, dan Yesus yakin hal itulah yang lebih berkenan kepada Allah (Luk 10:23-24). Doa syukur ini Ia sampaikan atas karya-karya agung Bapa, Tuhan langit dan bumi, yang telah berkenan menyatakan kepada orang-orang kecil dan lemah bahwa setan telah jatuh dan kalah sehingga Kerajaan Allah hadir dan berkuasa di bumi. 

Di awal nas ini, Yesus mengucap syukur dalam Roh Kudus kepada Bapa (ay. 21). Yesus dapat berdoa dalam Roh Kudus tentu saja karena Ia sendiri sudah mendapat pencurahan Roh Kudus dari Allah semenjak Ia dibaptis (Luk. 3:21-22). Dalam peristiwa itulah kita temukan bahwa Allah berkenan menyatakan bahwa Yesus adalah anak-Nya yang dikasihi-Nya dan kita diminta untuk mendengarkan Yesus. Pada kesempatan lain, Allah juga menyatakan siapa Yesus, yaitu ketika ia sedang berdoa di atas Gunung bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes (Luk. 9:28-36). Dari kedua peristiwa itu beserta dengan nas ini, petunjuk yang dapat kita temukan adalah relasi yang terjalin antara Yesus, Roh Kudus dan Allah Bapa sungguh sangat dekat.

 

Ucapan Bahagia Yesus

Yesus mengucapkan kata berbahagia kepada para murid-Nya (ay. 23-24) atas penyataan Allah kepada orang kecil seperti mereka. Apa yang Allah nyatakan kepada mereka adalah kuasa-Nya untuk mengalahkan setan. Yesus menyatakan bahwa berbahagialah mereka atas pemberian kuasa tersebut karena banyak orang termasuk orang bijak dan pandai bahkan raja dan nabi sungguh ingin melihat apa yang dialami para murid ini. Yesus merasa bahwa hal itu merupakan sebuah anugerah yang diinginkan oleh banyak orang bijak dan pandai, namun karena kuasa dan kehendak Allah sendiri Ia malah menyatakannya kepada orang kecil yang membutuhkan penghiburan.

Yesus ingin menunjukkan bahwa apa yang mereka lihat sesungguhnya merupakan bukti bahwa Kerajaan Allah sendiri sudah hadir untuk mengalahkan kuasa setan. Setan yang selama ini telah mengakibatkan banyak dosa dan penderitaan kepada manusia sudah mulai kalah dari kerajaan Allah. Selama ini memang para nabi dan raja besar hanya bisa menjadi alat dan utusan yang dipakai Tuhan untuk mewartakan keselamatan. Namun berbeda dengan para murid yang adalah orang-orang kecil, dimana mereka dipilih untuk mewartakan Kerajaan Allah yang memberi keselamatan dan mereka juga melihat bagaimana Kerajaan Allah itu sungguh-sungguh hadir dan menang melawan setan.

 

Refleksi

Panggilan dan perutusan sebagai murid-murid Yesus merupakan tugas mewartakan Kerajaan Allah di dunia. Panggilan ini hendaknya kita syukuri dan laksanakan dengan penuh kegembiraan, karena terlibat dalam karya mewartakan Kerajaan Allah sesungguhnya menjadi kesempatan yang baik untuk keterlibatan kita dalam menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. Dan dengan keterlibatan yang sungguh-sungguh dari kita murid-murid Kristus, Kerajaan Allah akan semakin berkembang dan merajai muka bumi.

Menjadi utusan bukanlah hal yang mudah, kerena begitu besarnya tuntutan bagi seorang utusan Tuhan. Untuk menjadi utusan Tuhan, kita dituntut untuk siap menderita, menunjukkan totalitas dalam hidup pelayanan serta memiliki kesiapan mental. Siap menderita berarti siap menanggung segala resiko, siap menghadapi berbagai tantangan bahkan jika perlu berani mengorbankan diri bagi karya pewartaan Kerajaan Allah. Totalitas dalam pelayanan berarti bahwa seluruh pikiran, karya dan usaha kita harus terarah pada tugas perutusan. Sebagai utusan kita juga harus memiliki mental yang tangguh, konsekwen terhadap segala keputusan dan ucapan, pantang mundur ketika menghadapi tantangan dan cobaan dalam tugas perutusan, dan juga memiliki kerendahan hati, tidak sombong dan, yang terpenting, tidak mudah terbawa arus zaman.

Seorang utusan yang melaksanakan perutusan dengan sepenuh hati akan menerima ganjaran di surga. Yesus menunjukkan bahwa menjadi utusan merupakan suatu anugerah yang sungguh besar. Ketika kita menjadi utusan ada banyak hal yang dapat kita rasakan. Begitu besarnya anugerah yang akan diterima, sampai Yesus menggambarkan bahwa kegembiraan yang mereka terima dapat melebihi kegembiraan seorang nabi ataupun raja. Mengapa demikian? Mereka yang menjadi utusan pasti akan mendapat kebahagiaan kekal yang tidak dapat hilang, lenyap atau musnah.

Comments

Popular posts from this blog

Bersukacita dalam Penderitaan

Jadilah Cerminan Kasih Tuhan

Sehati Sepikir dalam Satu Kasih