Natal Membebaskan Kita dari Ketakutan
NATAL
MEMBEBASKAN KITA DARI KETAKUTAN
Lukas 2:8-14
Oleh: Pnt. Drs. Beltasar Pakpahan
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Lukas 2:8-14)
Pengantar
Selama manusia masih tinggal di dalam dunia ini, manusia tidak akan pernah terbebas dari ketakutan. Kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, penguasa-rakyat jelata, semuanya pastilah akan tetap merasakan yang namanya ketakutan. Kita merasa takut ketika kita diperhadapkan dengan sesuatu yang mengerikan atau hal-hal yang menakutkan. Ketakutan itu normal tetapi larut atau berkutat senantiasa dalam ketakutan itu tidaklah normal.
Dalam nas ini diceritakan ada gembala-gembala yang
tinggal di padang menjaga ternak pada waktu malam dan tiba-tiba malaikat Tuhan
berdiri di depan mereka dan mereka sangat ketakutan. Gembala-gembala adalah
gambaran kita umat manusia dan waktu malam adalah gambaran dari dunia yang
penuh kegelapan. Ketika kita hidup dalam kegelapan maka hidup kita akan
dipenuhi oleh berbagai ketakutan, dan karenanya kita tidak dapat membedakan
warna-warni kehidupan yang dianugerahkan Tuhan. Tetapi, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16), Natal membebaskan kita dari ketakutan.
Penyebab Ketakutan
Ada berbagai hal atau faktor yang sering membuat kita
dilanda ketakutan selama hidup kita di dunia ini dimana yang terutama antara
lain:
Pikiran kita sendiri.
Pikiran adalah medan pertempuran sebagaimana ditegaskan
Ayub dengan mengatakan, “Sebab, yang
kutakutkan telah terjadi atasku, dan yang kucemaskan telah menimpaku. Aku tidak
memperoleh ketenangan ataupun ketenteraman, aku tidak mendapat istirahat,
tetapi kegelisahan datang” (Ayub 3:25-26). Karena itu, jangan sampai
pikiran kita menguasai hati kita sehingga kita menjadi buta secara rohani dan
tidak dapat melihat karya Tuhan. Dan akibatnya kita sering dilanda ketakutan.
Kita lebih mendengarkan manusia daripada
Allah
Saul sebagai seorang raja lebih mendengarkan apa yang
diinginkan rakyatnya (1 Sam. 15:1-35) ketimbang mentaati perintah Tuhan. Bahkan
Saul mengaku, “aku takut kepada rakyat,
karena itu aku mengabulkan permintaan mereka” (1 Sam. 15:24). Tuhan
memerintahkan Saul untuk menumpas bangsa Amalek tidak terkecuali rajanya. Namun
Saul dan rakyatnya justru tidak membunuh Agag, raja bangsa Amalek, dan membawa
pulang ternak-ternak yang baik sebagai jarahan dengan alasan akan
mempersembahkannya sebagai kurban bagi Tuhan. Akibatnya memang fatal, Tuhan
menurunkannya sebagai raja dan memilih Daud untuk menggantikannya. Seandainya
kita mau untuk tetap mendengarkan rencana dan suara Tuhan kita tidak perlu
takut kepada siapapun karena seperti yang raja Daud katakan, “Dengan Allah akan kita lakukan
perbuatan-perbuatan gagah perkasa…” (Maz. 60:14).
Kita lebih mengandalkan manusia daripada
kekuatan Allah
Ketika kita mengandalkan kekuatan manusia maka kita akan
hidup dalam kutuk (Yer. 17:5) dan hidup kita akan mengalami banyak ketakutan
karena kekuatan manusia terbatas tetapi kekuatan Tuhan tidak terbatas. Andalkan
Tuhan disetiap langkah hidup kita maka berkat Tuhan akan melimpah dan ketakutan
akan sirna. Kalau Allah dipihak kita siapakah yang dapat melawan kita (Roma
8:31). Roh yang ada didalam kita lebih besar dari semua roh-roh yang ada di
dunia ini – termasuk roh ketakutan (1 Yoh. 4:4).
Kita suka menengok kebelakang.
Kegagalan masa lalu sering kali membuat kita ketakutan
sendiri, kita takut orang tahu masa lalu kita yang suram atau kita takut orang
tidak mau bergaul dengan kita kalau orang tahu masa lalu kita. Dalam Zakaria
8:13 dikatakan kalau dahulu kita tidak menjadi berkat sekarang kita akan
menjadi berkat karena Allah akan memulihkan kita, asal kita tidak
mengingat-ingat masa lalu kita dan kita tetap mengarahkan pandangan rohani kita
ke depan. Tuhan memiliki rencana yang indah pada tiap-tiap pribadi asal kita menyerahkan
hidup kita sepenuhnya kepada Dia dan berlindung pada-Nya dan melakukan perintah-Nya
dengan setia. Contoh orang yang menengok kebelakang, yaitu isteri Lot, akhirnya
dia menjadi tiang garam (Kej. 19:26).
Mengapa Kita Tidak Perlu Takut?
1. Karena ada berita kesukaan besar (ay.
10)
Dunia ini penuh dengan berita-berita yang menakutkan,
berita kesusahan, berita peperangan, berita gosip, bencana alam, sakit
penyakit, kecelakaan, kelaparan, krisis global, dsb. Tetapi kita tidak perlu
takut karena ada satu berita kesukaan besar, kabar baik, berita kemenangan,
berita kepastian keselamatan, berita tentang kelahiran Yesus Kristus. Mengapa
berita kelahiran Yesus ini merupakan kesukaan besar? Karena
·
Kelahiran Yesus membuat hidup kita jadi berarti,
dosa diampuni dan kita mendapat hidup kekal, di dalam Dia kita menjadi ciptaan
yang baru sehingga kita menjadi berharga dimata Tuhan.
·
Kelahiran Yesus memberi teladan buat kita yaitu kasih
yang sempurna.
·
Kelahiran Yesus membebaskan kita dari ketakutan.
·
Kelahiran Yesus membawa keajaiban karena Yesus
sanggup mengubah:
ü Keputusasaan
menjadi pengharapan.
ü Kegelapan
menjadi terang.
ü Kemiskinan
menjadi Kekayaan.
ü Kekalahan
menjadi Kemenangan.
ü Kegagalan
menjadi Kesuksesan.
ü Kematian
menjadi Kehidupan.
Di dalam Yesus ada kuasa dan mujizat
yang dahsyat.
2. Karena kita mempunyai Juruselamat (ay.
11)
Sebagai orang percaya kita harus mengucap syukur karena Allah kita sangat dekat dengan kita, Allah yang nyata yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia agar semua orang mengenal Dia (Yoh. 1:8). Dia Allah yang mengerti kesulitan kita, Dia Allah yang merasakan kelemahan kita, dan Dia Allah yang turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia (Roma 8:28).
Dia Allah yang beserta kita (IMANUEL – Immanent) bukan yang jauh dari kita (Transendent). Tuhan Yesus adalah Allah yang setia menemani kita dalam suka maupun duka, dan sebagai Juruselamat yang menyelamatkan kita dari segala kesusahan, persoalan, pergumulan, kelemahan, kekurangan, dosa dan pelanggaran kita. Karena itulah kita tidak perlu takut.
·
Jangan takut terhadap goncangan, tantangan, masalah
dan cobaan karena Yesus sanggup memberikan jalan keluar disaat tidak ada jalan
(1 Kor. 10:13).
·
Jangan takut terhadap kegagalan karena Dia Allah
yang memberikan kemenangan dan keberhasilan (1 Kor. 15:57).
·
Jangan takut dengan masa depanmu yang tidak
pasti karena Dia selalu memberikan damai sejahtera dan hari depan yang penuh
harapan (Yer. 29:11).
·
Jangan takut terhadap kekurangan karena dia
Allah yang mencukupkan dan Allah yang memberikan kita hidup dalam segala
kelimpahan (Yoh. 10:10).
·
Obat takut adalah percaya pada Allah (Mazmur
56:4) karena sehelai rambutpun tidak akan gugur tanpa seizin Tuhan (Luk.
21:18).
3. Karena ada sejumlah bala tentara sorga (ay.
13)
Kita tidak perlu takut karena ada perlindungan Tuhan,
Tuhan melindungi kita dengan berpasukan tentara sorga (Mazmur 91). Sesungguhnya
kalau kita melihat keadaan secara fisik kita akan menjadi takut, tetapi kalau
kita melihat secara rohani, maka kita akan menyaksikan turut campur tangan
Tuhan. Jangan takut dengan masalah dan tantangan yang besar yang mengepung kita
melainkan pandanglah penyertaan Tuhan. Tuhan sekali-kali tidak akan pernah meninggalkan
kita, Dia adalah Allah yang setia, sejumlah tentara sorga diperintahkan-Nya menyertai
kita lebih banyak jumlahnya dari masalah besar yang menimpa kita (2 Raj.
6:16-17).
4. Karena ada kemuliaan Tuhan ditempat yang
Maha Tinggi (ay. 14)
Tuhan tidak pernah mencobai kita melebihi dari kekuatan kita. Seberat apapun masalah yang kita hadapi, Tuhan sanggup menyatakan kemuliaanNya. Dibalik setiap pertandingan pasti ada mahkota, dibalik airmata ada sukacita yang Tuhan sediakan, dibalik masalah ada kemuliaan Tuhan yang dinyatakan asalkan kita selalu berharap pada-Nya, bahkan masalah itu kita manfaatkan untuk kita lebih intim dengan Tuhan.
Jika hari-hari ini kita sedang berada di dalam lembah
kekelaman, mengalami masa-masa yang paling sulit, mengalami kehidupan yang
berat dan kita sedang berada dalam persimpangan jalan, diambang keputusasaan, yakinlah
bahwa Yesus selalu menyertai kita dengan kemuliaan-Nya, Dia akan segera
menolong kita dan Yesus akan memberikan kemenangan, Dia akan menyatakan
kemuliaaan-Nya bagi kita semua yg percaya pada-Nya. Tuhan Yesus tidak pernah
terlambat. Kalau ada kemuliaan Yesus semuanya menjadi baik dan hidup kita menjadi
berarti.
5. Karena ada damai sejahtera Allah (ay. 14)
Kita semua sangat membutuhkan damai sejahtera. Ada banyak rumah tangga yang hancur karena tidak ada damai, gereja pecah karena tidak ada damai, bisnis kacau karena tidak ada damai, konflik sedang terjadi dimana-mana karena tidak ada damai. Jika kita ingin damai sejahtera Allah, kita perlu berdamai dulu dengan Allah. Kita memerlukan damai sejahtera yang melampaui segala akal, lalu kita berdamai dengan semua orang,
Jangan menyimpan dendam dan sakit hati tetapi kita perlu
merendahkan diri (hati sebagai hamba) dan melepaskan pengampunan. Pengampunan
itulah yang memulihkan kita. Yesus berkata, “ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”
(Luk. 23:34). Bawalah damai sejahtera Allah dimanapun kita berada maka kita akan
menjadi berkat dan berkat-berkat Tuhan akan mengikuti kita selamanya. “Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan
bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu
dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani
engkau” (Yes. 54:10).
SELAMAT HARI NATAL
Comments
Post a Comment