Ketenangan dan Keberanian Ester
KETENANGAN DAN KEBERANIAN ESTER
Oleh: Pnt. Drs. Beltasar Pakpahan
1 Pada hari yang ketiga Ester mengenakan
pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan
istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana,
berhadapan dengan pintu istana itu.
2 Ketika raja melihat Ester, sang ratu, berdiri
di pelataran, berkenanlah raja kepadanya, sehingga raja mengulurkan tongkat
emas yang di tangannya ke arah Ester, lalu mendekatlah Ester dan menyentuh
ujung tongkat itu.
3 Tanya raja kepadanya: “Apa maksudmu, hai ratu
Ester, dan apa keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan diberikan
kepadamu.”
4 Jawab Ester: “Jikalau baik pada pemandangan
raja, datanglah kiranya raja dengan Haman pada hari ini ke perjamuan yang
diadakan oleh hamba bagi raja.”
5 Maka titah raja: “Suruhlah Haman datang
dengan segera, supaya kami memenuhi permintaan Ester.” Lalu raja datang dengan
Haman ke perjamuan yang diadakan oleh Ester.
6 Sementara minum anggur bertanyalah raja kepada
Ester: “Apakah permintaanmu? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu?
Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi.”
7 Maka jawab Ester: “Permintaan dan keinginan
hamba ialah:
8 Jikalau hamba mendapat kasih raja, dan
jikalau baik pada pemandangan raja mengabulkan permintaan serta memenuhi
keinginan hamba, datang pulalah kiranya raja dengan Haman ke perjamuan yang
akan hamba adakan bagi raja dan Haman; maka besok akan hamba lakukan yang
dikehendaki raja.”
(Ester 5:1-8)
PENDAHULUAN
Saat berada dalam kondisi yang menegangkan, kita dituntut harus berusaha tetap tenang. Sebab ketenangan memungkinkan kita dapat meminimalisir ketegangan. Orang yang terlatih untuk tenang dalam kondisi apa pun lebih besar kemungkinannya tidak terpengaruh oleh situasi yang terjadi. Mereka sadar bahwa ketegangan hanya menimbulkan ketakutan dan kepanikan yang berujung pada kekacauan. Karena itu dalam situasi yang menegangkan dibutuhkan orang-orang yang bisa bersikap tenang namun berani dalam mengambil keputusan positif.
Ester merupakan orang yang memiliki ketenangan karena ia
dapat meminimalisir rasa takut dalam dirinya. Selain itu, Ester juga merupakan
pribadi yang arif bijaksana dan rela berkorban demi bangsanya. Melihat kondisi
bangsanya di ambang kebinasaan, ia menyusun strategi untuk menghancurkan kejahatan
Haman. Berbeda dengan Ester, Haman adalah orang yang gemar memuliakan diri dan
karenanya menuntut orang-orang yang berada di bawah kuasanya harus benar-benar
menghormatinya.
ESTER MENGHADAP
RAJA DENGAN BERANI
Di pasal sebelumnya diceritakan tentang Ratu Ester yang sedang bersimbah air mata, sambil berpuasa dan berdoa. Ia juga meminta agar semua orang Yahudi ikut berpuasa selama tiga hari untuk mendukung usahanya menjumpai raja. Ketika masa puasa yang ditentukan bagi orang Yahudi berakhir, Ester tidak membuang-buang waktu. Pada hari ketiga, ketika kesan yang ditimbulkan oleh ibadahnya masih segar dalam rohnya, ia berbicara kepada raja. Apabila hati dibesarkan dalam persekutuan dengan Allah, maka ia akan menjadi berani bertindak dan menderita bagi-Nya.
Sekarang Ester mengenakan pakaian ratu, supaya ia bisa
membuat dirinya lebih diterima oleh raja, dan menanggalkan pakaian yang
dikenakannya selama masa puasa. Ia mengenakan pakaian indah bukan untuk
menyenangkan diri sendiri, melainkan untuk menyukakan raja yang adalah suaminya.
Ester berdiri di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja (ay.
1), sambil menantikan hukuman yang akan menimpanya dengan harap-harap cemas.
RAJA BERKENAN
KEPADA ESTER
Begitu melihat Ester di depan istananya, berkenanlah raja kepadanya. Kemudian raja melindunginya dari hukum dan menjamin keamanannya, dengan mengulurkan tongkat emas yang di tangannya ke arah Ester (ay. 2). Dengan penuh rasa syukur Ester menyentuh ujung tongkat itu, dan dengan cara demikian ia membawa diri kepada sang raja sebagai orang yang memohon dengan rendah hati. Demikianlah karena telah bergumul dengan Allah dan menang, seperti halnya Yakub, Ester juga menang bergumul dengan manusia.
Sambutan baik yang diperlihatkan raja ini sungguh berbeda
dari ekspektasi Ester. Betapa tidak, Ester berani-berani datang menghadap raja
tanpa ada panggilan disampaikan raja kepadanya. Tindakan Ester ini merupakan
suatu pelanggaran terhadap peraturan istana dimana tidak boleh sembarang orang,
tak terkecuali ratu, boleh datang menghadap raja ke istananya.
ALLAH MAMPU
MENGUBAH HATI ORANG
Raja sama sekali tidak menganggap Ester telah melakukan pelanggaran, malahan ia justru terlihat senang melihatnya dan sangat ingin membantunya. Dia yang telah menceraikan seorang istri karena tidak bersedia datang ketika dipanggil, tidak akan bersikap keras terhadap istri lain yang datang meskipun tidak dipanggil. Allah mampu mengubah hati orang, bahkan orang besar atau orang yang bertindak sangat sewenang-wenang, dengan cara yang dikehendaki-Nya sehingga hati mereka berpaling kepada kita. Ester takut kalau-kalau ia akan binasa, tetapi justru dijanjikan kepadanya bahwa ia akan memperoleh apa yang dimintanya, sampai setengah kerajaan sekalipun.
Allah dalam penyelenggaraan-Nya sering kali mencegah rasa
takut umat-Nya, dan melebihi pengharapan mereka, terutama apabila mereka
memberanikan diri untuk memperjuangkan kepentingan-Nya. Raja yang angkuh ini
berkata, “Apa maksudmu… dan apa
keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan diberikan kepadamu”? Jadi,
tidakkah Allah akan mendengar dan menjawab doa-doa orang-orang pilihan-Nya yang
siang malam berseru kepadaNya? Ester datang kepada orang yang angkuh dan
berlagak berkuasa, sedangkan kita datang kepada Allah yang penuh kasih dan
anugerah. Ester tidak dipanggil, tetapi kita dipanggil. Ester terikat hukum
yang menentangnya, sedangkan kita memiliki janji, bahkan banyak janji, yang
mendukung kita: mintalah, maka akan
diberikan kepadamu.
ESTER HENDAK
MENYUKAKAN HATI RAJA
Ester berusaha membawa raja ke dalam suasana hati yang gembira agar supaya sang raja dapat dengan lebih lembut menerima keluhan yang hendak disampaikan Ester kepadanya. Lebih jauh, Ester hendak menyukakan hati raja dengan mencoba memperoleh dukungan dari Haman, orang kesayangan raja, dan mengundangnya untuk datang, karena Ester tahu bahwa kehadiran Haman akan disukai raja. Karena itu, Ester pun ingin agar Haman hadir ketika ia menyampaikan keluhannya kepada raja.
Ester berharap agar pada perjamuan anggur yang diadakannya ia mendapat kesempatan yang lebih baik dan lebih menguntungkan untuk mengajukan permohonannya. Hikmat sungguh bermanfaat untuk menunjukkan cara memperlakukan beberapa orang yang sulit dihadapi, dan untuk menangani mereka dengan tepat. Dengan penuh kebijaksanaan, Ester dalam perjamuan yang diadakannya untuk raja dan Haman, berharap dapat memenangkan hati sang raja lebih lanjut dan mengambil hatinya.
Raja segera datang ke perjamuan yang diadakan Ester, dan
menyuruh Haman untuk datang bersamanya (ay. 5). Ester memang berhasil
memenangkan hati raja, karena pada perjamuan itu raja kembali mengulangi
pertanyaannya yang ramah, “Apa permintaanmu?” dan juga janjinya yang penuh
kemurahan hati, bahwa permintaan itu akan dikabulkan, bahkan sampai setengah
kerajaan sekalipun (ay. 6). Ini merupakan kata-kata kiasan, yang melaluinya
raja meyakinkan Ester bahwa ia tidak akan menolak apapun yang diminta Ester
sejauh itu masuk akal.
REFLEKSI
Hati yang dipenuhi dengan nafsu untuk memuliakan diri,
seperti yang diperlihatkan Haman, akan melahirkan kebencian yang tak masuk akal
dan bersifat destruktif. Hasilnya adalah mengorbankan orang lain demi memenuhi
hasrat diri. Sementara hati yang dipenuhi dengan kasih kepada sesama, seperti hati
Ester, menghasilkan tindakan yang rela mengorbankan diri demi hidup orang lain.
Jenis hati manakah yang kita miliki?
Comments
Post a Comment