Percayalah Kepada Tuhan
PERCAYALAH KEPADA TUHAN
Oleh: Pnt. Drs. Beltasar Pakpahan
9 Hai Israel, percayalah kepada TUHAN!
— Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka.
10 Hai kaum Harun, percayalah kepada TUHAN!
— Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka.
11 Hai orang-orang yang takut akan TUHAN,
percayalah kepada TUHAN! — Dialah pertolongan mereka dan perisai
mereka.
12 TUHAN telah mengingat kita; Ia akan
memberkati, memberkati kaum Israel, memberkati kaum Harun,
13 memberkati orang-orang yang takut akan TUHAN,
baik yang kecil maupun yang besar.
14 Kiranya TUHAN memberi pertambahan kepada
kamu, kepada kamu dan kepada anak-anakmu.
15 Diberkatilah kamu oleh TUHAN, yang menjadikan
langit dan bumi.
16 Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi
itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.
17 Bukan orang-orang mati akan memuji-muji
TUHAN, dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi,
18 tetapi kita, kita akan memuji TUHAN, sekarang
ini dan sampai selama-lamanya. Haleluya!
(Mazmur 115:9-18)
PENDAHULUAN
Orang Israel dididik untuk melihat Tuhan sebagai Pribadi
yang hidup. Ia tidak diciptakan oleh siapapun karena Ia kekal adanya. Segala
sesuatu tercipta oleh Dia dan Ia berkuasa atas apapun juga. Bahkan manusia
tidak mampu menggambarkan kehadiran-Nya hanya dengan akal budi dan
imajinasinya. Selain itu, Tuhan memiliki hak prerogatif untuk menentukan siapa
diri-Nya dan bagaimana bertindak terhadap makhluk ciptaan-Nya. Karenanya,
pemazmur mengajak umat Israel, para imam keturunan Harun, dan orang-orang yang
takut akan Tuhan untuk “Percayalah pada Tuhan”.
AJAKAN UNTUK
PERCAYA KEPADA TUHAN
Pemazmur menasihati dengan sungguh-sungguh agar setiap
kita menaruh keyakinan kita kepada Allah, dan tidak membiarkan keyakinan kita
kepada-Nya goncang oleh cemoohan dan hinaan dari orang-orang yang tidak percaya
akan Tuhan (orang-orang kafir) terhadap kita karena kesusahan-kesusahan yang
tengah melanda kita.
Biarlah Israel percaya kepada Tuhan (ay. 9), yaitu seluruh umat Israel berkenaan dengan kepentingan-kepentingan mereka secara umum, dan setiap orang Israel berkenaan dengan persoalan-persoalannya secara pribadi. Biarlah mereka menyerahkan semua itu kepada Allah agar Ia mengaturnya bagi mereka. Mereka boleh percaya bahwa semua itu akan diatur demi yang terbaik, dan akan menjadi penolong dan perisai mereka.
Biarlah imam-imam, hamba-hamba Tuhan, dan semua keluarga dari kaum Harun, percaya kepada Tuhan (ay. 10). Mereka difitnah habis-habisan dan dipukul kalah oleh musuh-musuh mereka, dan oleh sebab itu kepada merekalah Allah memberikan perhatian-Nya secara khusus. Mereka harus menjadi teladan bagi orang lain dalam hal keyakinan yang penuh sukacita kepada Allah, dan dalam hal kesetiaan yang teguh terhadap-Nya pada masa-masa yang terburuk.
Biarlah orang-orang yang bukan keturunan Israel tetapi
yang takut akan Tuhan (ay. 11), yang menyembah-Nya dan yang menjalankan
kewajiban mereka dengan penuh kesadaran hati nurani, percaya kepada-Nya. Di
mana ada rasa takut akan Allah, di situ pasti ada iman yang kuat dan kokoh
penuh sukacita kepada-Nya. Jadi orang-orang yang menghormati firman-Nya dapat
mengandalkan firman itu.
ALASAN UNTUK
PERCAYA KEPADA TUHAN
Pemazmur menasehatkan dan mengajak kita untuk percaya kepada Allah bukan tanpa alasan. Ada alasan yang baik diberikan kepada kita mengapa kita harus tetap percaya kepada Tuhan dengan kepuasan penuh.
1. Apa yang sudah
kita alami (ay. 12)
Tuhan telah mengingat kita, dan tidak pernah lupa, telah begitu setia, dan telah bertindak begitu menakjubkan pada keadaan-keadaan tertentu. Ia telah mengingat permasalahan kita, keinginan-keinginan kita dan beban-beban kita, menginat doa-doa kita kepada-Nya, janji-janji-Nya kepada kita, dan hubungan perjanjian antara Dia dan kita. Bahkan Ia telah mengingat kita meskipun kita telah melupakan-Nya. Biarlah hal ini menggerakkan kita untuk percaya kepada-Nya, bahwa kita telah mendapati-Nya setia.
2. Apa yang dapat
kita harapkan
Dia telah menjadi pertolongan dan perisai kita (ay. 9-11) dan akan tetap seperti itu. Sebab Dia masih sama, kuasa dan kebaikan-Nya sama, dan janji-janji-Nya tetap dipegang-Nya. Dari apa yang telah diperbuat-Nya bagi kita, kita dapat menyimpulkan bahwa Ia akan memberkati kita. Dengan memberkati, Allah tidak hanya mengatakan apa yang baik kepada kita, tetapi juga melakukan apa yang baik bagi kita.
Ia akan memberkati kaum Israel, yakni Ia akan memberkati umat-Nya dalam kepentingan-kepentingan kemasyarakatan mereka. Ia akan memberkati kaum Harun, yaitu memberkati jemaat, pelayanan, tepatnya kepentingan-kepentingan keagamaan umat-Nya. Para imam harus memberkati umat karena itu tugas mereka (Bil. 6:23). Tetapi Allah memberkati mereka, dan dengan demikian memberkati berkat-berkat mereka. Bahkan Ia akan memberkati orang-orang yang takut akan Tuhan (ay. 13), walaupun mereka bukan dari kaum Israel atau dari kaum Harun. Sebab sudah menjadi kebenaran, sebelum Petrus memahaminya, bahwa setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia berkenan kepada-Nya dan diberkati oleh-Nya (Kis. 10:34-35).
Siapa yang Allah berkati, Artinya berkat Allah memberikan
pertambahan, yakni pertambahan dalam jumlah, untuk membangun keluarga.
Pertambahan dalam kekayaan, yang menambah harta milik dan kehormatan. Dan
terutama pertambahan berkat-berkat rohani. Ia juga akan memberkati kita dengan
pertambahan pengetahuan dan hikmat, dengan pertambahan anugerah, kekudusan dan
sukacita. Sungguh diberkati orang-orang yang diberi pertambahan secara
demikian, yang dijadikan lebih bijak dan lebih baik, dan lebih pantas bagi
Allah dan sorga. Pertambahan ini
bersifat terus-menerus dan turun-temurun (ay. 14), yakni Ia akan memberi
pertambahan selama kita hidup, dan kepada anak cucu kita.
ALLAH HARUS DIPUJI
Allah sangat patut dipuji sebab kemuliaan-Nya tinggi. Dia
bertakhta di istana-Nya yang megah di sorga, dan langit itu adalah
kepunyaan-Nya (ay. 16). Dia adalah pemilik yang sah atas semua kekayaan terang
dan kebahagiaan yang terdapat di dunia atas. Dia memiliki semua itu sepenuhnya,
sebab Dia sendiri cemerlang dan berbahagia tanpa batas.
Kebaikan-Nya luas, sebab bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia (ay. 16) setelah Dia merancangnya untuk mereka pergunakan, untuk memberi mereka makanan, minuman dan tempat tinggal. Sekalipun Allah telah memberikan bumi kepada mereka, namun mata-Nya tertuju kepada mereka, dan Ia akan menuntut pertanggungjawaban dari mereka atas cara mereka memanfaatkan bumi ini.
Orang mati tidak mampu memuji Tuhan (ay. 17), atau semua
orang yang turun ke tempat sunyi, karena kubur adalah negeri kegelapan dan
kesunyian dimana tidak ada pekerjaan atau rancangan. Jadi, karena hidup ini
adalah kesempatan maka selagi kita hidup marilah kita memuji dan memuliakan
Tuhan. Memang, jiwa orang-orang beriman setelah dibebaskan dari beban-beban
kedagingan, akan memuji Tuhan. Sebab mereka pergi ke sebuah negeri dimana ada
terang yang sempurna dan ada pekerjaan yang terus menerus. Tetapi jasad-jasad
tidak dapat memuji Allah.
REFLEKSI
Bagaimana Kristen hidup di masa kini, tidak boleh lepas
dari apa yang Allah lakukan di masa lalu. Itulah fondasi hidup masa kini dan
masa depan. Karena itu Kristen harus mempertaruhkan hidup masa kini dan masa
depannya hanya pada-Nya. Perwujudannya adalah dalam kesiapan memuji Tuhan
sekarang ini selama kita hidup dan sampai selama-lamanya. Tidak berarti bahwa
Kristen hanya bernyanyi sepanjang hidupnya, tetapi selalu diwarnai ucapan
syukur, karena keyakinan pada diri-Nya. Hidup ini adalah kesempatan, maka
selagi ada kesempatan marilah kita tetap memuji Tuhan, karena jika kita sudah
mati maka jasad kita sudah berada di kegelapan dan kesunyian di dalam kubur dan
tidak bisa lagi memuji Tuhan.
Comments
Post a Comment