Persembahan Para Majus

PERSEMBAHAN PARA MAJUS

Oleh: Pnt. Drs. Beltasar Pakpahan 

“Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.”

(Matius 2:11)

 

PENDAHULUAN

Orang-orang majus datang dari Timur, tepatnya Babilonia. Daniel 2:27 berbicara tentang “orang bijaksana dan orang berilmu” di Babel. Ketika masih pemuda, Daniel dididik di antara orang-orang bijaksana atau orang-orang Majus Babel. Di masa tuanya Daniel menjadi kepala dari antara orang-orang majus itu. Ketika Kristus lahir, masih ada orang-orang majus di sana. Mereka sangat mungkin memiliki salinan dari Kitab yang ditulis oleh Daniel. Ketika mereka membaca Daniel 9:24-26 mereka pastilah belajar tentang kedatangan Mesias orang Yahudi. Kemudian mereka melihat sebuah bintang, yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Mereka percaya itu adalah tanda di langit bahwa Mesias, Raja orang Yahudi, telah datang. Lalu mereka melakukan perjalanan ke Yerusalem, membawa hadiah untuk-Nya. Sewaktu mereka tiba di Yerusalem, para ahli Taurat membacakan kepada mereka Mikha 5:2 yang menyatakan bahwa Mesias akan lahir di Betlehem, yang letaknya tidak jauh lagi dari Yerusalem. Kemudian bintang itu muncul lagi dan “mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada” (Mat. 2: 9). Kita tahu itu adalah bintang supranatural karena bergerak membimbing mereka kepada Yesus.

Kita tidak diberitahu berapa banyak jumlah orang majus itu. Gambar-gambar yang kita lihat di kartu Natal menunjukkan jumlah mereka adalah tiga orang. Tetapi Alkitab tidak mengatakan mereka adalah bertiga. Ide tiga orang itu boleh jadi berasal dari fakta bahwa mereka memberikan persembahan untuk bayi Yesus dengan tiga hadiah: emas, kemenyan, dan mur. Tetapi banyak penafsir mengatakan bahwa jumlahnya kemungkinan besar jauh lebih dari tiga. Alasannya adalah bahwa tiga orang majus tidak akan membuat Herodes terganggu atau membuat Yerusalem gempar. Jadi, sangat mungkin ada sejumlah besar orang-orang Majus ini hingga mengusik Raja Herodes dan menggemparkan penduduk Yerusalem.

 

RESPON PENDUDUK YERUSALEM VS SIKAP PARA MAJUS TERHADAP KELAHIRAN YESUS

Ada beberapa pelajaran yang dapat kita pelajari dari kedatangan orang-orang Majus ini. Pertama, kontras antara agenda tersembunyi Raja Herodes yang jahat dengan tindakan mulia dari para Majus ini. Herodes cemburu dan takut kehilangan takhtanya. Sebenarnya Herodes bukanlah seorang Yahudi. Dia adalah orang Edom yang telah membeli posisinya sebagai raja dari pemerintah Romawi. Itulah sebabnya ia ingin menemukan Anak itu, yang orang-orang Majus sebut “raja orang Yahudi” (Mat. 2:2). Tetapi dia bukan mau menyembah Yesus, melainkan ingin membunuh Dia untuk menghalangi-Nya merebut takhtanya. Orang-orang Majus ingin menyembah Yesus tetapi Raja Herodes ingin membunuh Dia.

Kedua, para ahli Taurat tahu bahwa Yesus akan lahir di Betlehem (Mat. 2:5), tetapi mereka tidak pergi ke sana untuk menemukan Dia. Mereka tahu tentang Yesus, tetapi mereka tidak berminat untuk melakukan perjalanan jarak dekat ke Betlehem untuk datang menyembah Dia. Sebaliknya, orang-orang Majus melakukan perjalanan jarak jauh yang panjang dan berat dengan menunggang unta untuk menemukan Yesus. Ini adalah perjalanan yang tidak mudah, tidak nyaman dan penuh risiko.

Ketiga, orang-orang Yahudi menolak Yesus, seperti yang dilakukan oleh pemilik penginapan (Luk. 2:7) dan ahli-ahli Taurat. Sebaliknya, orang-orang Majus yang datang dari bangsa Babel atau bangsa non-Yahudi, justru mau menempuh kesulitan besar untuk menemukan dan menyembah Dia.

 

MEREKA MASUK KE RUMAH ITU

Nas kita mengatakan, “Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu”. Tetapi mungkin ada yang berkata, ‘Bukankah Kristus dilahirkan di sebuah kandang dan dibaringkan di dalam palungan?’ (Luk. 2:7). Ya, memang benar demikian. Tetapi orang-orang Majus tidak datang pada waktu yang sama dengan para gembala. Para gembala menemukan bayi Yesus di kandang di dalam palungan atau tempat makan bagi hewan karena mereka datang tak lama setelah Yesus dilahirkan. Tetapi orang-orang Majus datang kemudian, yaitu setelah Maria dan Yusuf dan bayi Yesus telah pindah ke sebuah rumah.

Setelah orang-orang Majus melihat bintang pada saat kelahiran Kristus, lalu mereka memutuskan untuk datang kepada-Nya. Mestilah dibutuhkan waktu berbulan-bulan hingga mereka sampai ke sana dengan sarana transportasi tradisional unta pada masa itu. Hal ini didukung oleh fakta bahwa ketika Yesus disunat, kurban persembahan yang dipersembahkan Yusuf dan Maria adalah sepasang merpati (Luk. :24). Mereka tidak mempersembahkan domba yang menunjukkan bahwa mereka sangat miskin. Jika orang-orang Majus sudah datang pada waktu itu, dengan membawa hadiah-hadiah mahal itu, tentu mereka akan mempersembahkan domba. Peristiwa ini menunjukkan bahwa orang-orang Majus datang beberapa bulan setelah kelahiran Yesus.

 

MEREKA SUJUD MENYEMBAH DIA

Saksi Yehuwa dan beberapa agama lain mengatakan bahwa adalah salah dengan menyembah Yesus. Mereka mengatakan bahwa seharusnya kita menyembah Allah. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak memahami Alkitab, karena Yesus adalah inkarnasi Allah, yaitu Allah yang menjadi manusia. Rasul Yohanes menyebut Yesus “Firman” dan berkata, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh. 1:14).

Kemudian, kita perhatikan bahwa orang-orang Majus itu “melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia”. Mereka yang adalah orang-orang bijaksana, orang-orang terpelajar (ahli perbintangan), terhormat (penasihat raja) dan berpengaruh, melakukan tindakan penghormatan dan penyembahan yang tertinggi, yaitu sujud di hadapan Anak itu. Hal ini menegaskan bahwa mereka mengakui-Nya bukan hanya sebagai seorang raja biasa, tetapi sebagai pribadi yang layak disembah, Raja atas segala raja.

Perlu dicatat bahwa jika pernah ada waktu ketika Maria seharusnya disembah, saat itulah waktu yang tepat, tetapi orang-orang Majus tidak menyembah Maria. Artinya, penyembahan ditujukan kepada “Dia” (Yesus), bukan kepada Maria. Kahadiran Maria dicatat untuk menunjukkan konteks tempat dan siapa yang menjaga Anak itu, tetapi tindakan proskuneo (sujud menyembah) secara eksplisit diarahkan kepada “Anak itu” (Yesus). Alkitab tidak pernah mengatakan kepada kita untuk menyembah Perawan Maria, atau berdoa kepada dia! Maria memang harus dihormati sebagai Bunda Yesus, tetapi kita jangan pernah menyembah dia atau berdoa kepadanya.

 

MEREKA MEMPERSEMBAHKAN PERSEMBAHAN KEPADA-NYA

Kemudian dengan hati yang penuh sukacita, jari-jari mereka dengan gemetar membuka kotak atau tali yang mengikat harta berharga mereka yang akan dipersembahkan kepada Anak itu. Tindakan ini menunjukkan kesediaan untuk memberikan yang terbaik dan berharga yang mereka miliki sebagai tanda hormat dan pengakuan. Mereka mempersembahkan emas, kemenyan dan mur kepada-Nya. Ini adalah hadiah yang sangat mahal, yang terbaik yang orang-orang Majus itu miliki. Ketiga jenis hadiah ini tentu saja memiliki makna simbolis tradisional.

Emas adalah logam mulia untuk raja, yang menunjukkan kekayaan serta kekuasaan. Ini berarti emas orang-orang Majus persembahkan kepada Yesus sebagai Raja dengan Keilahian dan kedaulatan-Nya. Kemenyan atau dupa dibakar di mezbah sebagai bagian dari ibadah dan persembahan kepada Allah. Jadi, kemenyan ini merupakan persembahan yang melambangkan Yesus sebagai Imam dengan Keilahian dan fungsi perantaraan-Nya. Mur adalah getah wangi yang digunakan sebagai minyak urapan dan, yang paling penting, untuk pembalsaman jenazah (bdk. Yoh. 19:39). Karena itu, persembahan mur dipersembahkan kepada Yesus sebagai Penebus yang menderita dalam Kemanusiaan dan kematian-Nya yang akan datang.

Persembahan para Majus ini menggenapi nubuat Perjanjian Lama tentang bangsa-bangsa yang akan datang untuk menyembah Mesias dan membawa persembahan (mis. Mzm. 72:10-11; Yes. 60:6). Ini menunjukkan bahwa rencana keselamatan Allah mencakup seluruh bangsa, bukan hanya orang Yahudi yang dalam nas ini diwakili oleh para Majus yang adalah orang non-Yahudi. Dan pelajaran yang dapat kita pelajari dari kisah ini adalah bahwa setelah mencari dan menemukan Yesus, tanggapan yang tepat adalah penyembahan yang tulus dan persembahan yang terbaik dari diri kita. Ini tentunya mencerminkan pemahaman tentang siapa Yesus sebenarnya, yaitu Raja, Imam dan Juruselamat yang akan menderita.

 

REFLEKSI

Hanya mengenal Yesus saja tidaklah cukup. Mereka yang mengakui keajaiban kelahiran-Nya namun tidak mau menyerahkan hidup kepada-Nya adalah seperti ahli-ahli Taurat dan Herodes. Hendaklah dengan penuh sukacita kita merendahkan diri, menyembah, dan menyambut Dia bukan hanya sebagai Juruselamat tetapi juga sebagai Tuhan atas hidup kita dan segala yang kita miliki. Menyembah Yesus berarti membebaskan kita terfokus pada materi. Harta benda duniawi tidak lagi mencengkeram hati kita. Ketika kita menemukan kesukacitaan dalam melayani Kistus, dengan sukarela kita akan memberikan harta benda kita kepada-Nya sebagai persembahan.

SELAMAT HARI NATAL

Comments

Popular posts from this blog

Bersukacita dalam Penderitaan

Jadilah Cerminan Kasih Tuhan

Sehati Sepikir dalam Satu Kasih